Masyarakat Sekitar Lapak Karet Mengeluh Karena Bau Busuk yang Sangat Menyengat Rongga Pernapasan

TUNGGAL BERITA
TUBABA: Lapak Getah Karet yang ada di Tiyuh Indraloka Jaya, Kecamatan Way Kenanga, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) sangat terkesan mencemarkan lingkungan warga setempat. Jumat (5/4/2024).

Tercemar udara sudah tidak asri lagi dan sangat bau sangat menyengat bila melintasi tempat tersebut. Bahkan limbahnya pun sangat dikawatirkan warga bila meresap ke sungai dan ke sumur warga sekitar.

Lapak karet tersebut terletak ditengah padatnya pemukiman penduduk, milik PT Kirana Permata Si Topu sebagai manager perusahaan. Lapak karet itu berdiri sejak tahun 2013 lalu.

Warga setempat Sahat Hasiholan Damanik mengatakan, “saya selaku warga Tiyuh Indraloka Jaya berdomisili pas depan PT Kirana Permata, sejak beririnya PT tersebut sungguh sangat keberatan, dan logikanya. pencemaran udara merupakan salah satu kerusakan lingkungan, berupa penurunan kualitas udara, karena masuknya unsur-unsur berbahaya kedalam udara atau atmosfer. saat ini sangat terganggu dalam kesehatan atas polusi udara dampak lapak karet karena baunya sangat menyengat minta ampun,” ujarnya.

Entah dengan siapa harus mengadu, ungkap warga yang terdampak lapak karet, “saya berharap agar pemerintah setempat memikirkan nasib kami khususnya keluarga kami ini di pertimbangkan oleh perusahan tersebut,” pintanya.

Lanjutnya, dampak dari lapak karet milik PT tersebut yang jelas polusi udaranya sudah tidak asri lagi dan dulu pernah limbah dari perusaan itu masuk ke sumur bor namun permasalahan itu sudah pernah dimediasi dari Polres Tulang Bawang dengan kesimpulan buat lagi sumur bor.

Terkait permasalahan ini, “sudah saya usulkan keluhan kami kepada pamong pamong setempat terutama kepada pak Careknya tentang keberatan keberadaan perusahan itu berdiri di tengah pemukiman padatnya penduduk dan itupun sudah saya adukan ke pihak pimpinan DO yang ada disini agar diperhatikan khususnya lingkungan sikitar terutama dari tingkat kebauannya dari getah karet,” ucapnya.

Dari hasil investigasi media ini, informasi yang didapat diduga kalau pihak Tiyuh setempat telah dapat jatah dari PT atau lapak karet itu sebesar 1.500.000,00., per bulan.

Namun apa yang terjadi bagi korban yang terkena dampak dari lapak karet tersebut tidak ada kompensasi dari PT itu, warga juga berharap kepada perusahaan itu agar memberikan kopensasi sebesar 1500.000,00., perbulan seperti yang didapat Tiyuh Indraloka Jaya.

Sekretaris Tiyuh Indraloka Jaya, Saiden ketika diwawancarai mengatakan, “Kami dari pemerintahan Tiyuh siap menerima keluhan atau aspirasi dari warga. Apabila masyarakat ada keluhan terkait lapak karet itu, nanti bisa kita jembatani, kita mediasi kapan serta dimana kita bertemu atau di kantor tiyuh bahkan ditempat yang disepakati artinya supaya antara warga dengan pemilik lapak karet sudah dapat titik temu,” ujarnya.

Walaupun nantinya ada yang konflen itu siapa, berapa orang nanti dikumpulkan dan dibantu untuk dilakukan mediasi. Kalau keluhannya ada berpariasi namun belum ada yang secara langsung.

Sekretaris Tiyuh Indraloka Jaya membenarkan kalau salah satu warga yaitu Manik koordinasi ke dirinya dan pihak pemerintahan Tiyuh siap menerima aspirasi tersebut.

Kalau perizinan di Tuyuh ini, kata Saiden, “memang ada perizinan bahkan tempat itu sudah berdiri sebelum pemerintahan kami namun kalau itu masih pemerintahan lama bahkan dikala pemerintahan Kepala Tiyuh Romli, perusahan itu sudah berdiri di situ,” ungkapnya.

Dilokasi saat awak media konfirmasi pemilik perusahaan lapak tersebut tidak ada ditempat, bahkan di konfirmasi melalui pesan WhatsApp tidak dibalas bahkan dihubungi melalui telfon selulernya belum sempat diangkat,
Namun terekam tuturkata seorang satpam yang bertugas dilapak tersebut, dia melarang media ini mengambil video dan ia mengatakan bila mengambil video di lokasi tersebut melanggar Undang Undang, begitulah bahasa seorang satpam di tempat lapak karet

(Tim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *