TUNGGAL BERITA
Lampung, Mesuji
Warga umat Hindu melaksanakan khusus adat Bali berupa Melasti, Mulang Pekeleng dan Ngayah(Mekendang) di Embung Albaret Desa Simpang Mesuji, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji Lampung, Jum’at(8/3/2024) lalu.
Acara tersebut merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1946 yang jatuh pada hari Senin 11 Maret 2024.
Menurut kepercayaan umat Hindu, upacara itu bertujuan untuk mesucikan alam semesta(Buana Agung) dan jiwa raga manusia(buana alit) dari segala perbuatan buruk di masa lalu agar tercipta keharmonisan dalam kehidupan manusia.
Melati itu mengambil tirta suci untuk mensucikan alam semesta. Pada upacara ini dibersihkan pula sarana prasarana atau peralatan upacara. Peralatan itu yang akan digunakan pada persembahyangan Nyepi pada acara Tawur Agung.
Hal itu dikatakan salah satu warga umat Hindu yang mengikuti upacara Melasti, Made.
Dia menambahkakan Melasti itu sendiri adalah pengambilan air suci yang ada di samudra. Mengingat wilayah Kecamatan Simpang Pematang jauh dari laut maka pengambilan air dilakukan di Embung Albaret Desa Simpang Mesuji.
“Karena kita jauh dari laut atau samudra maka kita mengambil tirte atau air di sumber mata air Embung Albaret. Intinya membersihkan buana alit dan alam semesta,” ujar Made.
Upacara Melasti ini, kata Made, diikuti umat Hindu dari berbagai penjuru wilayah Kabupaten Mesuji, sehingga mendapat kawalan ketat dari petugas Kepolisian dan Anggota TNI dari Koramil, terangnya.
Salah seorang warga Hindu yang berasal dari Desa Simpang Pematang, Wayan mengatakan, Melasti diadakan setahun sekali. Biasanya, Melasti digelar sebelum Nyepi dan melibatkan kelompok Umat Hindu yang ada di Kabupaten Mesuji Lampung dengan tujuan agar umat Hindu dapat menyucikan diri secara lahir dan batin.
Pada waktu Melasti, masyarakat akan mengikuti upacara yang diawali persembahyangan bersama. Setelah sembahyang, arca, pratima, dan pralingga diusung menuju segara yaitu sungai atau danau untuk dibersihkan dan disucikan.
Proses pembersihan dan penyucian, ucap Wayan yang enggan diwawancarai, diawali dengan persembahan sesajen, diiringi dengan doa yang dipimpin pemangku dan diikuti seluruh masyarakat dengan kembali melaksanakan persembahyangan bersama. Hal ini bertujuan memohon pembersihan dan penyucian lahir dan batin, jelasnya.
Dirinya menambahkan, dengan datangnya hari suci Nyepi Tahun ini, dapat menjadi momen instropeksi diri sebagai umat manusia agar tetap menjalankan kebaikan dan menjauhi hal-hal buruk yang telah dilalui.
Harapannya, “agar kita mendapatkan kesejahteraan dan keselamatan dari Tuhan Yang Maha Esa, dan menjadi instropeksi diri agar menjadi umat yang baik menjalakan Dharma serta manjauhi larangannya,” harapnya.
Dari pantauan media ini, acara berlangsung dengan khidmat di tengah cuaca yang sangat mendukung.
(Yusri)