Bersahaja saat melaksanakan tugas jurnalis, agar terhindar dari ocehan tidak layak didengar.

TUNGGAL BERITA
dari Dapur Redaksi tunggalberita.com.
Dalam pandangan awam, Pers dengan Jurnalistik seolah sama, atau bisa dipertukarkan (bulak-balik) satu sama lain.
Sesungguhnya tidak demikian sifat kosakata kerjanya.
Pers erat kaitan dengan perusahan media mainstream/massa.
Jurnalistik menunjukan proses kegiatan tugasnya.
Membuktikan seseorang Pers profesional atau Pers abal-abal, adalah produksi berita berkualitas.
Jelasnya hasil wawancara akan menentukan paragraf alenia.
Agar terwujud Pers profesional dan proporsional, sangat penting belajar wawasan psikologi, agar tidak terkesan miskomunikasi, dengan tujuan mampu membaca karakter, watak, yang melekat pada nara sumber.
Terutama disaat-saat awal konfirmasi dan cek and ricek informasi terhadap siapapun atau dimanapun, keberadaannya.
Melalui penilaian karakter, dapat mengindentifikasi pribadi seseorang.
Setiap individu memiliki ciri-ciri tesendiri, bisa terbaca disaat ber-interaksi, dan konfirmasi liputan.
Cepat analisa terhadap kepribadiannya “apakah normal (penyabar) atau abnormal (pemarah)”.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *