Di Rangkum dari beberapa sumber Argeoligi sejarah Banten. Sajian tunggalberita.com

TUNGGAL BERITA
Kerajaan Banten berdiri tahun 1526 oleh Maulana Hasanuddin anak Sunan Gunungjati. dan memilih Surosowan sebagai ibu kotanya, mendirikan Mesjid 1566.

Syarif Hidayatullah mempunyai istri keturunan Cina bernama Ong Tien dari keluarga pedagang saat itu, dan para pengikutnya mendirikan Vihara tahun 1542 dan bergeser tempat 1774 masih berdiri sampai sekarang (Kecamatan Kasemen).

Maulana Yusuf anak Maulana Hasanuddin naik tahta Kerajaan Banten tahun 1570 M, melanjutkan ekspansi tahun 1579.

Dua duta besar Keraton Banten yang dikirim ke Inggris pada tahun 1682 M diplomatik itu adalah Kiyai Ngabehi Wira Pradja dan Kiyai Abi Yahya Sendana. (Archaeological Remains of Banten).

Pelabuhan Banten saat silam untuk Inggris cukup banyak disinggahi para pedagang Gujarat (India), Tionghoa, Portugal, Belanda dan Melayu di bidang ekonomi Kerajaan Banten maju pesat.

Keberadaan suku Baduy sejak abad ke 5 menetap di wilayah Kanekes menamakan dirinya orang kajeroan (baduydalam).
Agamanya Sunda Wiwitan merupakan kepercayaan sinkretis antara Islam dan Hindu.

Dapat di petik beberapa hal dari sejarah Banten, apabila di kaitkan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Diantaranya adalah :
Sekitar ribuan tahun sejak berdirinya Kerajaan Banten sampai sekarang, terkesan sarana ibadahnya kendatipun dua Agama (mesjid dan Vihara) berdekatan se wilayah Kecamatan, bagi masyarakat setempat, damai, rukun, tentram, nyaman, aman, diantara sesama penganutnya, sangat Toleransi.

Sangat terkesan
Sesama para pengusaha dari luar negeri maupun pedagang pribumi, gak pernah muncul masyalah persaingan harga.

Berbagai suku daerah di Provinsi Banten penuh komunikasi kondusif,

Tinjauan potensi daerah ada aset Wisata Religi, Cagar Budaya, Wisata Alam, Wisata Kuliner

Ramah tamah terhadap urbanisasi yang terdampak kepadatan dari kota besar.

Lokasi industri besar dan menengah cukup banyak berada di Provinsi Banten. Begitu juga para bos perusahaan sejak beberapa dekade muncul perda DKI para pengusaha eliet cukup banyak pindah/bermukim, terutama daerah Kota Tangerang Selatan yang berdampingan daerah DKI Jakarta Selatan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *