TUNGGAL BERITA
Banten.
Mengenang dan perlu di-abadikan pada generasi selanjutnya atas jasa sesepuh Kota Cilegon (almarhum H Hambasi Abdullah) dari sisi keuletan serta kegigihannya dalam hal strategis memperjuangkan nasib guru, juga memperlihatkan agar profesional, proporsional penerapan pada peserta didik di sekolah begitu tutur kata H Humaedi pada awak media tunggalberita.com via what’s app.
Selanjutnya di katakan, suatu kenangan yang sangat sulit dilupakan adalah sewaktu tahun 2003 s/d 2004 ketika almarhum jadi Ketua PGRI Provinsi Banten melakukan rapat intren pengurus PGRI di Sekretariat Serang, dalam rangka adanya sebuah Undang-undang yang melindungi guru. Setiap ucapan Ketua kala itu menjadi penyemangat utama peserta yang hadir, dan sebuah motivasi untuk berjuang tak kenal lelah, dan letih di kala itu, sewaktu melaksanakan gerakan aksi damai dari daerah Banten menuju Jakarta, ucap Humaedi.
Selanjutnya lebih mantab, apabila seluruh guru yang bernaung pada PGRI perkokoh AD/ ART nya, serta berpedoman pada UU GURU dan DOSEN nomor 14 tahun 2005.
Berceloteh
Guru seorang pahlawan Tampa tanda jasa.
Guru paling sayang pada setiap peserta didiknya, khawatir tertinggal pengetahuan, was-was tertunda intlektualnya, dan lebih parah lagi apabila agak kurang paham tentang peralihan paradigma.
Ingat sebuah pepatah
Suatu pekerjaan tersia-sia bila menyulam di kain yang rapuh.
Menurut Humaedi era digitalisasi segera tanam investasi keluarga pada ranah pendidikan,
Kendatipun badai datang dari segala penjuru, tonggak pendidikan tidak akan lapuk terkena hujan dan tidak akan lekang terkena panas. **