Ket.Foto : para kandidat yang diprediksi akan berlaga pada Pilkades mendatang, diDesa Cililitan-Picung, Kab. Pandeglang
TunggalBerita.Com,
BANTEN, PANDEGLANG – Berikut merupakan opini publik atau pandangan serta hanya asumsi semata, sebagai warga negara RI yang ingin mengemukakan pendapat semata sesuai amanat UUD 45. Salah satunya penilaian kondisi politik menuju perhelatan ajang pemilihan kepala desa (pilkades) diDesa Cililitan Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang. Sebut saja “Pak Sabonk” nama atau sebutan penulis dan nara sumber yang mengamati. Selain berdomisili diKecamatan Picung, penulis juga menilai perlunya keseriusan para bakal calon kepala Desa (balon Kades) yang akan manggung nantinya, dengan tujuan sebagai edukasi politik bagi masyarakat, dengan besar harapan akan lahirnya pemimpin terbaik serta mumpuni dibidangnya.
Jelang kontestasi calon kepala desa di Cililitan, Kecamatan Picung Kabupaten Pandeglang, nampaknya para bakal calon (balon) mulai tercium, dan bahkan mulai saling memperlihatkan diri. Aroma genderang perang pun tak ayal mulai berbunyi satu persatu, namun akankah situasi dan kondisi yang ada akan lebih membakar semangat para balon?. Atau bisa saja membuat patah arang dengan kata lain “sawan” ( ciut mental-red) dari para balon yang ada.
Namun tidak menutup kemungkinan jadi ajang uji petik, uji nyali, namun tentunya dalam kontestasi Pilkades mungkin sebaiknya jangan sampe “uji-ujian” atau dengan kata lain perhitungan materi yang keluar bisa bikin stress berat, gila, dan bahkan mungkin bisa disebut “pigilaeun”.
Perhelatan pilkades diwilayah Cililitan yang akan digelar pada waktu yang akan datang tersebut. Kemeriahannya mungkin saja bisa lebih hebat dibanding perhelatan politik lainnya, khususnya didesa Cililitan sendiri. Selain para balon yang kompetitif, namun secara SDM (sumber daya manusia) titik kemajuan didesa itu semakin menonjol, dan jelas semakin maju dari waktu ke waktu. Karena dari balon yang namanya muncul, secara akdemik miiki standar pendidikan yang cukup tinggi. Ternyata para balon yang ada mayoritas adalah satu lingkungan, atau dengan kata lain “tetangga sebelah kali ya”.
Bahkan ada juga yang lebih saling akrab, atau mungkin dalam bahasa lainnya yaitu “sapanganjangan”. Selain itu ada juga yang memang lebih dewasa dari para balon yang ada, yang bahkan secara garis keturunan memiliki trah pemimpin.
Lalu bagaimana dengan balon yang dianggap secara tokoh dalam hal materi atau dengan kata lain “duitna loba”.
Dari beberapa nama yang muncul dan bahkan menjadi buah bibir masyarakat Desa Cililitan, tentunya nama-nama tersebut sudah melekat dan bahkan dianggap akan siap untuk berlaga di ajang kontestasi yang akan datang.
Analisa pengamatpun mulai berjalan, seperti penilaian atau dengan kata lain “ceunah mah survei” elektabilitas para Balon yang ada, sekira hasil surveipun yang bersifat sementara atau tidak mengikat, dari ke 6 nama Balon yang menjadi bahan “gosip atau gibah” ditengah masyarakat, yang kemungkinan persentasenya yaitu ;
Yayan Mardiana 43℅, Iing Supriadi 11℅
Arif Rifai 10,5 ℅, Atang Safei 8,7 ℅, Imat Hismatullah 4,7 ℅, Doni Rosdiana 2,5 ℅. Dan diperkirakan sisanya sekitar 19,6 ℅ belum menentukan pilihan dan masih bimbang atau mungkin ragu dengan para balon yang ada.
Nama Arif rifai sebagai petahana atau incombent, menunjukan prediksi angka hasil survey menunjukan angka relatif kecil dari Yayan Mardiana yang pernah duduk sebagai perangkat desa dan Pj. Kepala Desa. Dengan berbagai suara yang ada dimasyarakat desa Cililitan, dua nama tersebut melahirkan nada ditengah masyarakat. Mulai dari suara “sumbang, merdu, dan aga fals, dan bahkan nyaris tak terdengar” dalam hal memimpin dan melayani masyarakat Desa, dari dua nama tersebut.
Kemudian ada juga yang menyebut nama Iing Supriadi, menempati perkiraan angka survey tingkat keterpilihan diabsen yang kedua. Karena ada anggapan sebagai refresentatif dari mantan Kades terdahulu, atau adik kandung Edi Junaedi yang populer disebut “lurah Juned”
Bagaimana dengan Atang Safe’i, yang akrab disapa “babeh”. Notabene diperkirakan berada diurutan ke-4. Selain dinilai warga berpotensi juga sebagai salah satu kandidat kuat. Selain dianggap sebagian warga masyarakat desa Cililitan, memiliki logistik atau materi yang lebih dari cukup atau mungkin bisa disebut “loba duitna”. Dengan background dari keluarga terpandang dan dianggap mapan secara ekonomi, dapat dimungkinkan cukup kuat dalam pertarungan Pilkades nanti, akankah Babeh mengukir karir didunia perkepala Desaan.
Kemudian munculnya nama Imat Hismatullah, dengan background keluarga pendidik yang cukup agamis. Juga terlihat sosok yang cukup smart atau cerdik dalam berpikir. Dengan dikemas oleh keluarga yang sederhana, namun terlihat nilai tersendiri dikalangannya.
Selain itu ada nama Doni Rosdiana yang menunjukan perkiraan hasil persentase elektabilitas yang masih rendah, hal itu menurut survey dan penilaian sementara masih ada anggapan, belum maksimalnya kandidat yang satu ini dalam mensosialisasikan diri di masyarakat.
(Identitas penulis dan narasumber opini diatas ada pada redaksi)