Sekitar 6 Desa Warga Banten Selatan Bergotong-royong serta bugetnya patungan Guna Perbaikan Jalan

TUNGGAL BERITA.
Banten, Pandeglang Banten, harum dikenal oleh mancanegara, salah satunya melalui Taman Nasional Ujungkulon (TNUK), selain paru paru dunia juga kawasan TNUK dihuni satwa langka badak cula satu, tetapi salah satu jalan menuju kawasan hutan lindung dari kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, ditemukan masih ada jalan yang kurang baik, sehingga warga disana patungan guna perbaikan jalan rusak tersebut.

Jalan tersebut menuju enam desa diwilayah Cimanggu, desa Mangkualam, keramat Jaya, Tugu, Cibadak, Rancapinang dan desa Batuhideung, berdampingan dengan kawasan hutan lindung TNUK.
Sangat beralasan jika warga disana resah, karena seringnya kecelakaan kendaraan roda dua, terutama pada musim penghujan, jalannya banyak yah mengelupas tidak ada aspalnya dan sebagian terlihat tanah merah, demikian keterangan sejumlah warga dilokasi perbaikan jalan Rabu kemarin.
Kurang lebih 12 km jalan kabupaten dari pasar padali desa padasuka – desa keramat jaya, yang kurang baik jalannya, Jalan kabupaten tersebut merupakan lalulintas warga enam desa.

Tetapi perbaikan yang dilakukan warga secara swadaya pada tanjakan tonggeret desa Mangkualam, hal itu menurut mereka agar Kesulitan lalulintas dan kecelakaan berkurang.

H. Bohani (49), salah satu tokoh masyarakat Desa Mangkualam, Kecamatan Cimanggu, dilokasi perbaikan jalan tanjakan tonggeret desa itu, Kamis, (9/5/2024), “kami menyesuaikan kemampuan dalam perbaikan jalan, sehingga jalan yang fatal saja diperbaiki dengan biyaya swadaya masyarakat”, kata H. Bohani.

Lanjutinya, jika jalan yang rusak dari desa Mangkualam ke desa keramat jaya sekitar 6 km lebih. Diakuinya untuk perbaikan tanjakan itu pun berkat kekompakan tokoh masyarakat, sopir pick up L300 serta masyarkat enam desa, katanya.

H. Juhri (65), tokoh masyarakat desa Keramat Jaya, Kecamatan Cimanggu, diwaktu dan tempat yang sama mengatakan, dari kesepakatan secara lisan baik para sopir dan masyarakat, secara bertahap biyaya untuk membeli matrial semen ataupun pasir, dari sopir 100 ribu, kepala desa 500 ribu, “sambil membina masyarakat dalam kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan” tambah H.Juhri.

Baik H. Bohani maupun H. Juhri, mengucapkan banyak terimakasih atas kepedulian, dalam perbaikan jalan tanjakan tersebut, baik pada enam kepala desa, group sopir angkutan hasil alam pickup L300, juga pengusaha kecil, serta para pengguna jalan lainnya.

Kedua tokoh itupun menjelaskan, bahwa biyaya perbaikan jalan tanjakan tonggeret tidak ada donatur khusus tapi murni dari warga pengguna jalan, warga tidak ditentukan tapi seikhlasnya, “tidak jarang yang melintas dengan kendaraan plat merah ataupun kendaraan mewah hanya angkat tangan dan tidak jarang yang bawa Pajero ngasih 2000 rupiah”, dengan kemampuan yang ada sekitar lima hari perbaikan jalan itu menghabiskan semen sekitar 90 zak, pasir 15 pickup lebih, kata H. Bohani.

Kepala Desa Cibadak, Oyok, ketika dihubungi melalu handphone nya, iyapun menghimbau pada masyarakatnya, baik yang punya kendaraan roda dua ataupun roda empat, jika kebetulan melintas dijalankan yang sedang diperbaiki bantu semampunya, guna perbaikan jalan tanjakan tonggeret, “entah malam apa ketika iya melintas malam di jalan tersebut ada beberapa kendaraan mogok ditanjakan tonggeret, saya ngobrol dengan tokoh masyarakat waktu itu, kita bersama sama untuk perbaiki jalan tanjakan”, dan setelah ada kekompakan tokoh masyarakat kades Cibadak selain menghimbau warganya juga para kepala desa yang lainnya diinformasikan, hal perbaikan jalan tersebut dan sepakat enam kepala masing masing Rp 500 ribu, itu pribadi kepala desa kata Oyok

Sejumlah sumber diselatan pandeglang, menyebutkan soal wilayah pandeglang, mereka menilai lambatnya perkembagan pembagunan diwilayah tersebut, misalkan dikecamatan cimanggu, buka jalan kabupaten padali Cegog saja yang kurang bagus, jalan kabupaten yang menghubungkan kecamatan Cimanggu dengan Kecamatan Cibutung, melalui desa Mangkualam dan Batuhideung nyaris tidak tersentuh pembangunan jalannya.

Dengan luas wilayah Kabupaten Pandeglang 274.689,91 Ha atau 2.747 Km2 dan secara wilayah kerja administrasi terbagi atas 35 kecamatan, 326 desa dan 13 kelurahan.

Apakah karena seluas itu sehingga yang jadikan lambatnya pembangunan,
Jika terlalu luas kenapa tidak dipekarkan kabupaten Pandeglang ini.
Akan tetapi jika kita kembali kebelakang ketika zaman Bupati Pandeglang Karna Suanda atau Bupati Suyaman banyak hal yang menarik hal pembagunan padat karyanya kewilayahan pedalaman, pungkas sejumlah sumber disana

(Endang Jubaedi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *