TunggalBerita.Com,
LAMPUNG,MESUJI– Beberapa warga Desa Sungai Buaya, Kecamatan Rawajitu Utara, Kabupaten Mesuji Lampung. disinyalir kuat menjadi korban pemerasan hingga puluhan juta, perbuatan itu diduga kuat dilakukan oleh oknum mantan Kades Sungai Buaya berinisial MAM dan kedua rekanya AS dan IR.
Dikatakan salah satu warga bernama Wagimun pada awak media belum lama ini, “saya bersama warga yang lain dikumpulkan di kediaman mantan Kades yang istrinya yang konon kabarnya menjadi anggota DPRD Mesuji saat ini, karena AS diduga kuat meminta paksa uang pada beberapa warga sini dengan mengatakan katanya tanah yang dimiliki warga termasuk milik saya ini tanah milik adat,” ujarnya.
Kemudian beberapa warga itu diharuskan membayar oleh oknum mantan Kades tersebut, dan konon kabagnya ada yang harus membayar kisaran 10 hingga 25 juta kepada AS. Diantaranya ada yang bayar secara langsung atau tunai dan bahkan secara non tunai atau transfer ke salah satu rekeningnya. Kalau tidak bayar tanah para warga itu, informasinya akan disita oleh mereka, padahal legalitas tanah yang saya miliki ada sertifikat yang sah dari BPN. Adapun asal mula tanah yang kami miliki adalah tanah restan (R-bengkok desa, red) Desa dari transmigrasi, pada waktu silam, lahan tersebut dijual oleh mantan Kades dengan inisial N kepada beberapa warga sini” bebernya.
Adapun setelah setelah selesai lakukan pembayaran, para warga diberi tanda bukti pembayaran juga mas, saya berharap pihak penegak hukum, pemerintahan kecamatan atau pemerintahan Kabupaten Mesuji segera menindak lanjuti akan kejadian diatas, dan menjadi sebuah trauma jika hal diatas akan terulang kembali, harapnya.
Diwaktu dan tempat terpisah, ketika dikonfirmasi oleh awak media, mantan Kades Sungai Buaya MAM mengenai hal tersebut, dikatakannya kalau dirinya masih menunggu keterangan atau keputusan AS, pada intinya dirinya masih menunggu informasi yang lebih detail, dan belum bisa memberi tanggapan resmi atau atau “No Comment”
Sangat disayangkan ketika AS dihubungi melalui ponselnya, masih dalam kondisi tidak bisa dihubungi, dan bahkan sampai informasi diatas dipublikasikan, dan awak media masih akan meminta keterangan serta tanggapan langsung dari AS.
(Yoes_rie)